Launching Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) SLTA-MA


Acara Launching Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) SLTA-MA di 9 Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi pada 13 Oktober 2022 bertempat di SMAN 2 Tanjung Jabung Barat.
Acara dihadiri oleh Sekda Kab. Tanjab Barat, pejabat yang mewakili Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi, BKKBN Provinsi Jambi, pejabat Kodim 0419 Tanjab, Kepala Dinas P3AP2KB Kab. Tanjab Barat, Kantor Kemenag Kab. Tanjab Barat, Dinas Dikbud Kab. Tanjab Barat, Camat Tungkal Ilir, Lurah Tungkal II dan para Kepala SMA, MA, Kepala SMP dalam Kec. Tungkal Ilir dan undangan lainnya.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran yang di dalamnya terdapat materi tentang kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan pembangunan.
Hal tersebut bertujuan agar guru dan peserta didik dapat mengetahui isu kependudukan serta guru diharapkan mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku.
Dengan adanya materi kependudukan anak diharapkan mampu memahami dan memahami bahwa mereka merupakan bagian dari kependudukan. Selain itu juga, perhatian terutama perhatian terhadap siswa.
Oleh karena itu diharapkan sekolah dapat merealisasikan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Adapun contoh mata pelajaran yang dapat diintegrasikan materi kependudukan salah satunya yaitu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Bupati diwakili Sekda Kab. Tanjab Barat dalam sambutannya menyampaikan dukungannya terhadap SSK ini. Anak usia SMA merupakan masa transisi yang penuh dengan tantangan-tantangan di usia remajanya.
Program SSK ini memberikan ruang pembelajaran bagi anak didik. Sekolah siaga kependudukan diharapkan dapat mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi diwakili Kabid Pengendalian Penduduk Zianidar, S.Pd,MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa menurut proyeksi penduduk, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan terus naik, ini disebabkan oleh pertumbuhan angka kelahiran yang signifikan dan terjadi secara cepat. Masih maraknya pasangan yang menikah di usia muda turut menyumbang besaran angka kelahiran. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dapat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan dan tingkat kesehatan apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas ekonomi. Semakin tingginya angka pengangguran, meningkatnya kriminalitas, dan memburuknya kondisi sosial lainnya adalah beberapa contoh dampak negatif dari tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Berikut gambaran tingkat kesejahteraan dan tingkat kesehatan yang diwujudkan dalam angka GNP dan harapan hidup secara spasial Negara di dunia.
Mengingat ada dampak negatif yang tercipta dari tingginya angka pertumbuhan penduduk, maka saat ini mempersiapkan generasi yang berkualitas adalah suatu keharusan. Hal ini agar jumlah penduduk yang banyak akan kelak menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Pada kenyataannya saat ini, persoalan kependudukan yang dihadapi Indonesia masih banyak. Bukan hanya tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memicu pengangguran, tetapi juga kualitas pendidikannya masih rendah, begitupula tingkat kesehatannya. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi, maraknya kasus stunting, serta persoalan-persoalan yang dihadapi remaja seperti pergaulan bebas, pernikahan dini, penyalahgunaan obat terlarang.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi adalah dengan memberikan pendidikan kependudukan pada generasi mudanya. Sasaran utamanya adalah siswa di sekolah, agar generasi muda ini menyadari persoalan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Dengan pendidkan kependudukan diharapkan dapat membentuk mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan. Bentuk dari pendidikan kependudukan untuk siswa di sekolah ini digagas dalam bentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program BKKBN untuk menekan angka jumlah penduduk.Dalam Program SSK, materi kependudukan diintegrasikan dengan pokok bahasan pada mata pelajaran yang relevan sehingga tidak menjadi mata pelajaran baru yang dapat menambah jam pelajaran dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar melainkan dengan memasukkan isu-isu kependudukan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan kekhasan masing-masing bidang studi.
Secara umum, SSK bertujuan memberikan arah dan pedoman bagi penanggung jawab dan pengelola pendidikan, guru pembina, dalam melakukan penggarapan program kependudukan, KB, dan pemberdayaan keluarga. Keberadaan sekolah siaga kependudukan, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pelajar, untuk memikirkan masa depan mereka. Seperti pemahaman tentang usia pernikahan. Menikah itu harusnya umur 25 untuk laki-laki dan 21 untuk perempuan. Keberadaan SSK diharapkan para pelajar dapat menekan angka pernikahan usia muda. Para pelajar dapat berpikir bahwa untuk menikah harus sudah mampu mempunyai penghasilan dan menempuh pendidikan, agar nanti bisa menjadi keluarga yang berkualitas. Pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penggunaan Napza juga diharapkan dapat dimiliki oleh para pelajar.
Pencanangan SSK ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekda Kab. Tanjab Barat dan pelepasan balon oleh Kabid Pengendalian Penduduk Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi. (tr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.